tulisan jalan

CARI BLOG INI DI GOOGLE SEARCH DENGAN KETIK "MIRAI OLBIS"

Sunday, December 2, 2012

Rusia Cegah Penyebaran Film Penista Islam

Menurut Rusia, film tersebut adalah bentuk ekstremisme anti Islam.

Selasa, 18 September 2012, 15:30 Denny Armandhanu
Demonstrasi memprotes film penista Islam di depan Kedubes AS di Mesir
Demonstrasi memprotes film penista Islam di depan Kedubes AS di Mesir (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
VIVAnews - Pemerintah Rusia memerintahkan para penyedia layanan internet di negara tersebut untuk mencegah penyebaran film penista Islam. Menurut pemerintah Rusia, film tersebut adalah
bentuk ekstremisme anti Islam.

Menurut pernyataan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Selasa 18 September 2012, keputusan pemerintah ini diambil setelah Kejaksaan Agung Federasi Rusia melakukan pemeriksaan terhadap film berjudul "Innocence of Muslims" tersebut. Hasilnya, Kejaksaan Rusia menyatakan bahwa film itu adalah bentuk ekstremisme dan dilarang peredarannya.

Selanjutnya, Kejagung Rusia menugaskan Badan Federal untuk Pengawasan di Bidang Telekomunikasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi Massa (ROSKOMNADZOR) mengambil langkah pencegahan penyebarluasan film tersebut. Hasilnya, ROSKOMNADZOR memerintahkan operator telekomunikasi memblokir akses pengguna internet ke situs penayang film tersebut.

Selain itu, pemerintah Rusia juga memerintahkan redaksi media massa dan cetak di negara tersebut untuk tidak memasang tautan ke alamat situs-situs penayang film tersebut. Selain itu, media massa juga diwajibkan untuk tidak menyebarluaskan film itu kepada para pembacanya.

"Akibat penayangan film ini, banyak orang tidak berdosa yang tewas. Film ini tidak lebih dari pornografi satire yang bertujuan untuk memprovokasi dunia Islam. Karena itu perlu dilakukan pelarangan publikasi," kata wakil ketua Dewan Federasi Rusia, Ilyas Umakhanov, dikutip dari Russia Times.

Gelombang protes sebelumnya terjadi di sekitar 20 negara dalam sepekan terakhir. Duta Besar AS untuk Libya Chris Steven tewas pada penyerbuan massa ke Konsulat Jenderal AS di Benghazi. Keputusan pemerintahan Kremlin ini juga sekaligus mencegah aksi serupa terjadi di Rusia, tempat tinggal 19 juta Muslim, sekitar 13 persen dari populasi total negara itu. (eh)

No comments:

Post a Comment

HALO SELAMAT MALAM